Lenyapkan Penderitaan Dengan Bhaerawa

Sunday, May 2, 2021, 21:58 WIB
Oleh Snipers.news.com

SNIPERS.NEWS | Denpasar - Ong Bhaerawa Ya Namah Banyak cara yang dilakukan umat manusia dalam menghubungkan dirinya terhadap Sang Pencipta. Salah satunya adalah melalui pelayanan dan pemujaan yang diajarkan oleh ajaran Tantra Bhaerawa. Minggu (2/5).

Ida Pandita Dukuh Celagi Dharma Kirti dari Yayasan Padukuhan Sri Candra Bhaerawa menuturkan inti dari ajaran kehidupan adalah pelayanan kepada masyarakat mulai dari pelayanan kesehatan seperti donor darah, berbagi kebahagiaan melalui tali kasih dan meditasi, hingga perenungan pemujaan melaui upakara yang dipersembahkan.

"Cara-cara seperti ini merupakan cara yang sangat baik dalam merealisasikan tingkat kesadaran, konsentrasi dan pemahaman yang mendalam," Ungkap Sulinggih asal Klungkung, namun lahir dan besar di Denpasar.

"Meskipun energi kita belum kuat, namun pengaruh-pengaruh dari masyarakat yang kita layani akan dapat menumbuhkan energi lebih baik, seiring dengan tumbuhnya pelayanan yang kita berikan," sambungnya di Pesraman Denpasar.

Selanjutnya beliau menyebutkan, bahwa berlatih dan belajar melalui pelayanan dapat mewujudkan kekokohan batin, kebebasan, belas kasih, welas asih, kegembiraan dan ketenangan hati. 

"Bhaerawalah satu ajaran yang dapat mengajarkan, kita untuk mencapai ketenangan batin, ketentraman, memiliki empati terhadap sesama dan kebabasan melalui pelayanan yang tulus ikhkas.

sesunguhnya kata beliau pengetahuan diri sendiri merupakan sesuatu yang berada pada minat pribadi kita yang tinggi. Seperti umpamanya ada beberapa orang diantara kita merasa yakin dengan segala kedewasaan kita. tetapi eksistensi atau keberadaan yang terkondisi merupakan suatu cara teknis untuk menggambarkan dunia yang penuh cacat.

Pada waktu kita membicarakan orang yang berupaya untuk sepenuhnya melakukan praktik spiritual, kita cendrung berbicara dengan kata-kata yang angkuh dan kadang merendahkan.

Menurut beliau banyak yang berusaha mengatasi persoalan-persoalan yang ada sekarang ini. Namun sesungguhnya  ketika kita bersedia memikirkan keprihatinan kita sebagai hal yang mendasar secara spiritual dan memiliki arti serta nilai yang tinggi, sebenarnya kita juga secara tidak langsung berhadapan dengan persoalan-persoalan yang bersifat fisik dan psikologis dari kehidupan ini, di alam ini dan dalam kurun waktu kehidupan kita. Dan pada saatnya  mengenal diri sendiri yang tidak kenal ampun, kita mulai bisa mengembangkan toleransi yang ramah tamah dan baik hati untuk semuanya, bahkan untuk rasa malu.

Dalam melihat secara mendalam ke dalam diri sendiri, kwalitas kehangatan, persahabatan dan penghargaan pada diri sendiri dalam semua kelemahan kemanusiaan kita mulai muncul secara alami.

"Penilaian diri mungkin masih akan muncul, tetapi kita akan dapat melihatnya melalui mata yang murah hati dan welas asih," Pungkasnya. 

(Arifin)

TerPopuler