Prof. Muzakkir, M.A. : Karbu PASU Majelisnya Para Malaikat

Selasa, 20 September 2022, 21:00 WIB
Oleh Redaksi

SNIPERS.NEWS | Medan - Pengurus Besar Perkumpulan Advokat Sumatera Utara (PB PASU) kembali gelar Kajian Rutin Bulanan (Karbu) seri ke II dengan thema "Dampak Kenaikan Harga BBM Terhadap Psikologi Beribadah", dengan narasumber Guru Besar UINSU Medan Prof. Dr. Muzakkir, M.A.


Kegiatan Karbu II dipandu oleh Hanafian Sembiring, S.H., selaku koordinator program. Kajian rohaniah tersebut dimulai sejak pukul 13.00-17.00 Wib, diawali makan siang bersama dan diikuti sekita 40 puluhan peserta dari pengurus dan anggota PASU, bertempat di Aula Utama Mie Ayam Mahmud Jalan Abdullah Lubis No. 57 Medan pada Selasa (20/9/2022).


Eka Putra Zakran, S.H., M.H., (Epza), Ketua Umum PB PASU dalam Pidato Iftitahnya menyatakan, bahwa di PASU ada dua program unggulan yaitu PASU Lawyers Club (PLC) dan Kajian Rutin Bulanan (Karbu).


"Kemarin Karbu I sudah di launching oleh Ketua MUI Sumut di Hotel Madani, dengan narasumber Dr. Winda Kustiawan, M.A., hari ini Karbu seri II bersama Prof. Dr. Muzakkir, M.A., Guru Besar dari UINSU Medan.


Dalam pidatonya, Epza menekankan tentang pentingnya majelis ilmu. Karena menurutnya, menghadiri majelis ilmu pahala atau fadilahnya lebih tinggi dari shalat sunat biasa seribu rakaat.


"Disamping itu, dalam Karbu kita selalu mengangkat tema yang hot dan top isu. Karbu I kemarin tema kita "Mendambakan Advokat Pejuang dan Pejuang Advokat. Nah, hari ini dampak kenaikan harga BBM terhadap psikologi beribadah. Kita ingin mendengar penjelasan dari ustad, apakah kenaikan harga BBM ini ada gangguan terhadap pola beribadah kita, karena faktanya banyak masyarakat yang mengeluh akibat kenaikan harga BBM ini," papar Epza.


Assoc Prof Dr. Farid Wajdi, S.H., M.Hum., Ketua Pembina PB PASU dalam sambutannya menyatakan program PASU, baik PLC maupun KARBU sudah bagus.


"Ya, untuk menjadi pasukan khusus, advokat PASU harus mampu meningkatkan kualitas, salah satunya dengan belajar dan terus belajar. Saya melihat program PASU, baik PLC maupun KARBU sudah bagus. Mudah-mudahan pertemuan kita ini menjadi majelis ilmu," ungkapnya.


"Dalam beberapa kesempatan pernah saya sampaikan juga, bahwa kualitas PASU itu bukan hanya pada tampilannya yang trendi, tapi kualitas bicaranya, kualitas jawabannya, kualitas kemulyaannya terlihat sopan pada rekan sejawat, pembicaraannya berwibawa. Jadi, disini saya tidak banyak memberi kata sambutan, mari kita dengar nanti ceramah yang akan disampaikan oleh Prof Muzakkir," kata Farid, sekaligus mengakhiri sambutannya dan membuka acara Karbu seri II dengan lafaz Basmallah.



Prof Dr. Muzakkir, selaku narasumber menyatakan, PASU sebagai pasukan khusus, kalau di TNI ini Baret Merah atau Kopasus, kalau di Polri ada  "Brimob" dan kalau di Angkatan Laut ini "Marinir".


"Tampaknya, siap acara Karbu ini kita akan semakin sehat, karena bisa bersilaturahim. Alhamdulillah, bagi saya ini kesempatan pertama diundang di PASU, ngaji sambil ngopi," ucap Muzakkir.


"Menurut saya, majelis Karbu ini bukan majelis sembarangan, bahkan majelis ini majelisnya para Malaikat, karena majelis ini adalah majelis yang akan memudahkan kita untuk masuk ke Surga," sambungnya.


Lebig jauh, Muzakkir menyatakan Karbu ini harus berlanjut sampai akhir hayat, karena salah satu yang penting dan harus di bangun hari ini adalah komunitas untuk masuk sorga.


"Karena PASU merupakan rombongan elit atau pasukan khusus, maka termasuklah PB PASU rombongan untuk masuk sorga. Pendeknya, jadikan komunitas PASU ini menjadi wadah untuk membawa gerbong ini ke dalam surga, karena kalau masuk surga jangan sendiri-sendiri, tapi harus berombongan. Nanti di surga bawa Bendera PB PASU, tentu saya dan pak Farid dibarisan depan," guyon Muzakkir.


Dalam kajian kali ini, Prof. Muzakkir tidak membahas dampak kenaikan BBM secara umum, karena dari kalangan midel class atau low class, mereka akan pasti akan merasa sulit.


"Tentu yang mau dibahas, apa sikap kita ditengah ujian yang kita hadapi saat ini, termasuk dampak BBM, kenaikan BBM anggaplah sebagai suatu musibah dalam perspektif agama sebagai ujian," jelasnya.


"Nah kesimpulannya, dalam mengahadapi ujian atau musibah BBM ini, pertama jangan terlalu khawatir, kedua tenang menghadapinya dan ketiga sabar," pungkas Muzakkir.*


(Gunawan)

TerPopuler