Main Hakim Sendiri, Security dan Pengawas RS Eshmun Hajar Yahya Hingga Bonyok

Saturday, February 18, 2023, 14:32 WIB
Oleh DELINEWS NETWORK

SNIPERS.NEWS | Medan - Yahya Alvino Saragih (20), warga Silimakuta Simalungun Sumatera Utara diduga babak belur di hajar security RS Eshmun Marelan, Kamis (09/02/2023) sekira pukul 12.00 Wib. 

Yahya (korban), yang di hajar di lingkungan RS Eshmun menyebabkan kondisi wajah dan kepala babak belur hingga harus dirawat di rumah sakit. 

Informasi yang dihimpun awak media ini melalui abang korban yakni Syahril menyebutkan, Yahya lari menyelamatkan diri ke RS Eshmun dan berujung mengalami penganiayaan. 

                        Foto kondisi korban

"Berawal adik saya Yahya menghentikan sepeda motornya melihat ada orang ramai berkumpul di daerah sekitar pasar 1 Marelan dekat tikungan simpang Jalan Paku. Tiba-tiba beberapa orang mengejar adik saya dengan menggengam batu. Merasa terancam, adik saya (red Yahya) pun lari ke arah RS Eshmun untuk menyelamatkan diri hingga masuk ke ruangan jenazah untuk bersembunyi," terang Syahril melalui whatsapp kepada awak media ini, Sabtu (18/02/2023) sekira 09.50 Wib. 

Saat Yahya lari menyelamatkan diri, pintu sensor RS Eshmun tidak aktif. 



Masih kata Syaril, saat kejadian itu security mengejar adik saya (korban) dan memaksa korban keluar dari ruangan jenazah dan selanjutnya adik saya Yahya dikeroyok oleh security dan pengawas RS Eshmun dan beberapa orang lainnya. 

Lanjut Syahril, mulai dari depan ruangan jenazah hingga dibawa ke parkiran belakang RS Eshmun, adik saya dihajar bertubi tubi hingga mengalami luka pada wajah, tubuhnya dan paling parah di bagian kepala. 

Terpisah, sebelumnya kepada awak media ini Jauli Manalu, SH., kuasa hukum korban menyebutkan, kasus penganiayaan ini sudah dilaporkan ke Polres Labuhan Belawan dengan Nomor Laporan Polisi : STTLP/113/II/2023/SPKT/PEL BLWN/POLDA SUMUT, Jumat (10/02/2023). 

"Saya menyesalkan sikap security dan pengawas RS Eshmun yang menyebabkan korban mengalami luka hingga babak belur. Dan kasus ini sudah kami laporkan ke Polres Labuhan Belawan," ucap Jauli di kantor sekretariat CAKEP Jln Parang I Kwala Bekala, Jum'at (17/02/2023) sekira 17.00 Wib. 

"Saya juga meyesalkan penanganan RS Eshmun, hingga korban dipindahkan ke ruangan lain, pihak medis tidak memberikan obat antibiotik. Dan mirisnya saat korban dipindahkan ke ruangan lain pihak RS Eshmun meminta biaya DP yang harus dibayar korban," tutur Jauli. 

"Dikarenakan penanganan RS Eshmun tidak becus, pihak keluarga memindahkan korban ke RS Royal Prima Marelan, jutaan biaya dikeluarkan hingga obat pun tertinggal di RS Eshmun" sambung Jauli. 

"Saya selaku kuasa hukum korban meminta Dinas Kesehatan Kota Medan untuk melakukan sidak dalam hal pelayanan RS Eshmun. Dan meminta Polisi segera menangkap para pelaku penganiayaan tersebut dan diproses hukum," tegas Jauli. 

Tak hanya itu, Jauli juga menegaskan "pecat" pengawas dan security RS Eshmun yang tidak profesional dan arogan bagaikan preman. 

Hingga berita ini diturunkan, redaksi media ini belum dapat melakukan konfirmasi ke management RS Eshmun dan Polres Labuhan Belawan.*

Penulis : Bern

TerPopuler