SNIPERS.NEWS | Bali - Seperti diketahui, pada tahun 2024 mendatang akan digelar pemilu 5 tahunan, baik pemilihan legislatif maupun Presiden. Semua unsur, baik organisasi Partai Politik, organisasi masyarakat maupun lembaga independen lainnya sudah mulai disibukkan dengan aksi dukung mendukung.
Namun bagaimana dengan Organisasi Pencinta Tanah Air Indonesia (Petanesia), yang didirikan oleh Al Habib Muhammad Luthfi bin Yahya ?, yang juga menjabat sebagai Wantimpres di Pemerintahan Presiden Jokowi saat ini dan juga Presiden Sufi sedunia.
Bima Prasetya, selaku Ketua DPW Petanesia Provinsi Bali menyampaikan, bahwa Petanesia di seluruh Indonesia, khususnya di Bali, tidak akan pernah terlibat langsung di dalam panggung politik praktis tersebut, yang berkaitan dengan pemilu 2024.
Hal itu sesuai perintah dan mandat langsung dari Pendiri dan Pimpinan Tertinggi Petanesia Habib Luthfi bin Yahya, yang menyatakan dengan tegas untuk semua pengurus Petanesia di seluruh Indonesia untuk tetap di tengah, tidak memihak salah satu dari calon siapapun secara kepengurusan organisasi.
Bima Prasetya atau dikenal dengan panggilan Mocka mengatakan,bahwa Petanesia tidak pernah melarang pengurus dan anggotanya untuk menggunakan hak pilih politiknya di pemilu 2024, tetapi tidak dengan melibatkan diri di dalam panggung politiknya secara organisasi.
"Saya pribadi tetap akan menggunakan hak pilih politik, nanti di bilik suara. Tapi saya jamin, sebagai Ketua DPW Petanesia tidak akan terlibat dalam kegiatan politik praktis apapun, dan saya juga meminta kepada semua pengurus di Bali khususnya, bisa menjaga amanah dari Pimpinan Tertinggi Petanesia Habib Luthfi Bin Yahya," tambah Mocka saat di temui awak media Snipers.News, Minggu (18/06/2023) sore di Denpasar.
Jadi jelas, posisi Petanesia di kancah pemilu 2024 tidak kemana-mana, dan tidak berpihak kepada calon siapapun. Sesuai perintah sang pendiri dan pimpinan tertinggi.
"Petanesia di Bali khususnya tetap fokus bergerak di bidang kebudayaan, perekonomian kerakyatan, pendidikan, sosial dan masih banyak program yang harus dipenuhi oleh Petanesia Bali, untuk bisa berdampak positif di masyarakat Bali khususnya," jelas Mocka, sembari mengatakan bahwa dalam waktu dekat ini Petanesia Bali akan mengelar Kirab Bendera Merah Putih atas perintah pimpinan tertinggi.
Di acara Kirab Bendera Merah Putih tersebut, akan melibatkan ribuan orang dari berbagai elemen masyarakat, baik dari unsur TNI-Polri, Pelajar, Mahasiswa, Banser, komunitas perempuan Nusantara dan masih banyak lagi yang akan dilibatkan di acara tersebut.
Dan seperti biasa, di setiap acara yang diadakan, Petanesia akan menggelar Seni Kebudayaan yang mewakili Bali, Jawa, Tionghoa dengan mengundang tokoh-tokoh nasional dan tokoh lintas agama juga para budayawan.
Pergerakan Petanesia sangat jelas, menjadi organisasi yang berdampak positif secara langsung kepada masyarakat.
Petanesia tidak pernah anti politik, tapi selalu mengedepankan nilai-nilai ajaran Nusantara dari berbagai bidang, untuk menjadikan salah satunya masyarakat Indonesia makin pintar, di dalam menentukan keputusan dari hak pilih politiknya. Karena, NKRI Harga Mati bukanlah sekedar retorika atau basa basi, tapi perlu dibuktikan dalam perwujudan kehidupan sehari-hari.*
(Arifin)