SNIPERS.NEWS | Medan - Jurnalis Batak Intelektual Bersatu (JBIB) mengutuk keras segala aksi-aksi begal yang telah membuat ketakutan warga Kota Medan bagaikan teror yang menghantui. Tidak hanya merampas sepeda motor, bahkan para pelaku begal menyiksa korbannya dengan benda-benda tajam, bahkan baru baru ini sampai merenggut nyawa seorang mahasiswa.
"Kami mengutuk keras aksi-aksi pelaku begal, bahkan mendukung pernyataan Wali Kota Medan Bobby Nasution minta polisi tembak mati begal, " sebut Ketua Umum DPP JBIB johannes Lumban Gaol kepada wartawan, Jumat (14/7).
Kondisi jalanan Kota Medan akhir-akhir ini, Begal menghantui kehidupan malam kota Medan. Suasana jadi tidak kondusif karena ulah para begal yang seakan menjadi penentu hidup matinya pengguna jalan raya terutama malam hari.
"Aksi begal bagaikan teror hantui kehidupan malam Kota Medan, jadi para pelaku -pelaku begal harus ditindak tegas oleh penegak hukum (polisi). JBIB berada dibarisan yang sama dengan Bobby, " tegas Johnnes Lumban Gaol.
Diketahui, Jumat (7/7/2023) melalui akun Instagram pribadinya Bobby menuliskan "Saya harap pihak kepolisian lebih tegas untuk menindak para pelaku di lapangan, walaupun harus ditembak mati."
Entah ada hubungannya apa tidak, setelah adanya instruksi Bobby tersebut, Minggu (9/7/2023) polisi menembak mati begal di Kota Medan, karena berusaha melawan petugas. Atas penembakan tersebut Bobby pun memberi apresiasi.
"Hal ini sangat kami apresiasi, karena begal dan pelaku kejahatan tidak punya tempat di Kota Medan karena sangat mengganggu ketenangan dan keamanan masyarakat," ujar Bobby Senin (10/7/2023).
Pernyataan Apresiasi inilah yang menyulut komentar dari Kontras. Dikutip dari kompas.com, Wakil Koordinator Badan Pekerja Kontras Tioria Pretty mendesak agar Walikota Medan Bobby Nasution untuk meminta maaf atas pernyataannya yang meminta polisi menembak mati para pelaku kejahatan begal.
Pernyataan Bobby Nasution minta polisi tembak mati begal menuai polemik. Tak kurang Kontras dan LBH minta Bobby minta maaf karena pernyataannya diduga tidak mendukung HAM.
Berseberangan dengan Kontras, Ketua Umum JBIB Johannes menyatakan, JBIB berpandangan bahwa Warga Negara Indonesia berhak mendapat jaminan hidup nyaman terutama menggunakan akses jalan raya. Jaminan hidup bagi pengguna jalan raya juga merupakan salah satu esensi dari menjaga HAM.
"Kontras tidak bisa melihat dari satu sisi, harus ada keseimbangan pandangan dimana pelaku kriminal wajib menerima ganjaran atas tindakannya. Salah satu diantaranya tembak mati merupakan salah satu tindakan terukur dari kepolisian terhadap pelaku tindak kriminal yang mencoba melawan," ujar Johannes.
Ditambahkannya, para pegiat HAM harus juga melihat dari sisi HAM korban bekal dan masyarakat yang memiliki rasa takut dan waswas seakan menunggu giliran kena bantai begal.
Menurut Advokat pada Law Office Marbun & Co ini, maraknya bekal di Kota Medan khususnya dan Sumatera Utara umumnya seakan terstruktur. Berkumpulnya anak-anak dengan naik sepeda motor konvoi keliling di jalanan sambil mengacungkan senjata tajam merupakan kondisi yang menakutkan.
" Tembak di tempat beberapa begal berbahaya akan memberi efek kejut dan efek jera bagi begal-begal lainnya. Jadi , JBIB meminta kepada Kapolri dan Kapolda Sumatera Utara untuk mengeluarkan perintah tembak ditembak sebagai pegangan bagi aparat kepolisian dijalan, " tambah Johannes.
Sebelum makin banyak korban dari masyarakat dan aparat keamanan di lapangan, perintah tembak di tempat menjadi solusinya. " Dengan adanya perintah tembak ditempat menjadi acuan bagi aparat mengambil tindakan melindungi keselamatan diri dan masyarakat, " tegas Ketua Umum JBIB.
"Pada pokoknya JBIB mendukung dan mengapresiasi permintaan Bobby Nasution kepada kepolisian untuk menembak mati para begal. JBIB berada dibarisan yang sama dengan Bobby," tutup Johannes.
Sikap yang sama juga dilontarkan di sejumlah media online, "sejumlah anak muda Kota Medan dan para pekerja muda di Medan, menilai genk motor dan begal sudah sangat meresahkan, dan mendukung permintaan Wali Kota Medan agar pelaku begal diberikan tindakan tegas dan bila perlu ditembak".
(JBIB)