Sambut Bulan Suci Ramadhan 1445 H, Majlis Taklim Al-Mubarok dan Al-Khumairah Gelar Tradisi Megengan di TPQ Al - Iman

Sunday, March 10, 2024, 00:17 WIB
Oleh Arifin Soeparni

SNIPERS.NEWS | Tabanan - Megengan adalah salah satu tradisi Jawa dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Dalam sejarahnya,  Megengan merupakan alkuturasi budaya Jawa dan budaya Islam yang dilakukan Wali Songo saat menyebarkan ajaran Islam di tanah jawa dan memiliki tujuan agar Islam dapat di terima oleh masyarakat pada saat itu.

Tradisi Megengan kemudian di adakan secara turun temurun yang dilakukan hingga sekarang. Tujuan Megengan sebagai ucapan rasa syukur kepada Allah SWT karena masih di berikan kesempatan untuk memasuki bulan Suci Ramadhan yang penuh keberkahan.

Dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan 1445 H, Majelis taklim Al-Mubarok dan Majlis Taklim Al-Khumairah menggelar acara Megengan yang di laksanakan di TPQ Al-Iman Perumahan Mandung 5 Blok E, Banjar Mandung Kaja Desa Sembung Gede Kecamatan Kerambitan Kabupaten Tabanan, Bali,  Sabtu (09/03/2024) mulai pukul 19.30 wita.


Acara yang di hadiri oleh Ketua Majlis Taklim Al-Mubarok Aris Santoso dan Ketua Majlis Taklim Al-Khumairah serta semua Jamaahnya. Juga tampak hadir Ketua TPQ Al-Iman Priyo Soedarmoko serta seluruh santrinya yang di pandu oleh bunda Suwati. Di awali pembacaan Kalam Illahi dan sholawat Nabi Muhammad SAW oleh ustazah bunda Sumerat, dan pembacaan Asmaul Husna.

Acara kemudian di lanjutkan dengan mengirim doa untuk para almarhum dan almarhumah untuk semua keluarga anggota Majelis taklim Al-Mubarok yang di pimpin oleh Ustadz H. Ahmad Nur Halim, S.Pdi., dan dilanjutkan pembacaan surah Yasin dan Tahlil.

Dalam isi tausiyahnya, ustadz H. Ahmad Nur Halim, S.Pdi., yang pada intinya menyampaikan, bahwa Megengan adalah tujuannya sebagai rasa syukur kita kepada Allah SWT karena masih di berikan kesehatan dan kesempatan untuk memasuki bulan yang penuh Rahmat dan ampunan dari Allah SWT yaitu bulan suci Ramadhan.


"Megengan adalah salah satu cara kita untuk mengirim doa bersama untuk para almarhum dan almarhumah dari keluarga kita yang sudah meninggal dunia. Karena dengan doa bersama kita akan lebih semangat di bandingkan doa sendiri di rumah," tuturnya.

"Seperti yang pernah riwayatkan oleh Nabi Muhammad SAW, suatu hari, Rasulullah melewati kuburan dan Rasulullah merasakan siksa kubur. Kemudian Rasulullah menancapkan sebatang pohon kurma yang masih basah sambil bersabda, semoga Allah SWT menghentikan siksa kubur yang di alami ahli kubur ini, setidaknya sampai sebatang pohon kurma ini mengering," kata Ustadz H. Ahmad Nur Halim, S.Pdi.

"Artinya apa?, jika pohon kurma saja bertasbih memohon ampunan untuk yang sudah  meninggal dunia, dan di kabulkan oleh Allah SWT, apa lagi kita manusia sebagai umat yang paling sempurna? Seluruh mahluk yang ada di dunia ini bertasbih kepada Allah SWT, baik itu tumbuhan, hewan dan lainnya, hanya kita tak bisa mendengarnya saja. Karena hanya Nabi Sulaiman yang di berikan mukjizat oleh Allah SWT sehingga Nabi Sulaiman bisa berkomunikasi dengan hewan," terangnya.


Melalui kegiatan Megengan ini, lanjut Ustadz H. Ahmad Nur Halim, S.Pdi., marilah kita tingkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah SWT. "Karena pada  bulan suci Ramadhan segala amal ibadah kita pahalanya di lipat gandakan oleh Allah SWT, dan ini adalah kesempatan kita," tutupnya.

Acara kemudian di lanjutkan doa bersama yang di pimpin oleh Ustadz H. Ahmad Nur Halim, S.Pdi., dan berakhir pada pukul 21.30 wita.

(Arifin)

TerPopuler