Napak Tilas Raden Ngabehi Ronggowarsito di Jro Marga

Friday, September 13, 2024, 20:16 WIB
Oleh Arifin Soeparni

SNIPERS.NEWS | Tabanan - Acara Napak Tilas Pujangga Agung Ngeksiganda Raden Ngabehi Ronggowarsito dan Manekung Budaya bertempat di Puri Agung Kerambitan Jalan Kurusan Kerambitan Desa Kerambitan Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Bali, pada Rabu (11/9/24) pukul 19.00 Wita.

Acara yang diselenggarakan oleh keluarga Puri Agung Kerambitan juga di hadiri tamu undangan lainnya, seperti dari keluarga besar padepokan Sapu Jagat Karomah Nusantara Roy Barokah, perwakilan dari Padepokan Mas Kang Mas Antoni, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Himpunan Penghayat Kepercayaan (DPD HPK) Provinsi Bali Romo Basilius Budi Dharma.

Selain itu tampak hadir Ketua Ruqiah Istiqosah Bathin Abah Dicky Laksmana beserta Umi Ria Laksmana, dari Paguyuban Sedulur Nusantara Dewata (PSND) Jro Ketut Winada, dari Padepokan Sabda Tabanan Kang Mas Kris Besuth serta mbk Novita dari Srikandi Nusantara.

Rombongan disambut oleh Anak Agung Ngurah Gede Puja Utama bersama para penglingsir Puri Agung Kerambitan.


Anak Agung Ngurah Gede Puja Utama dalam sambutannya menyampaikan kegembiraan atas kehadiran para kadang Sutresna budaya yang dianggap sebagai saudara Nusantara.

Setelah melakukan Manekung di Palenggahan Heyang Haryo Kenceng, rombongan melanjutkan bersembahyang ke Gedong Cina tempat penghormatan kepada Ratu Dukuh, yang mana bangunannya sangat bercorak oriental dan dihiasi keramik cina berusia ratusan tahun.

Acara yang diinisiasi oleh Romo Karim dari Rumah Insani Nuswantoro ini kemudian dilanjutkan dengan Sowan ke Jro Marga tempat Kyai Nengah Marga Sakti yang pernah menjadi Pamomong bagi Den Bei Ronghowarsito untuk ngangsuh kaweruh puja sastra dan spiritual.

Di Jro Marga, rombongan Kadung Sutresna budaya mendapatkan pencerahan sejarah tentang pernah hadirnya Den Beli Ringgowarsito dalam interaksinya dengan Kyai Nengah Marga Sakti di Tabanan Bali.


Dalam penyampaiannya, penglingsir Jro Marga Menukil Manuskrip keluarga yang ditulis oleh generasi ke-6 keturunan Kyai Nengah Marga Sakti tentang sejarah Den Bei Ronggowarsito atau bernama asli Bagus Burhan yang menurut manuskrip tersebut melakukan perjalanan ngangsuh kaweruh dari daerah di Jawa bernama Ngadiluwih dan menuju ke arah timur yaitu Blambangan (Banyuwangi). Dimana di Banyuwangi Den Bei Ronggowarsito bertemu dengan Ki Wirantoko yang merupakan murid dari Kyai Nengah Marga Sakti.

Dari pertemuan tersebut kemudian Den Bei Ronggowarsito yang sedang mencari pamomong guna menambah kaweruhnya kemudian menyeberang Selat Bali menuju ke Marga, Kerambitan.

Kedua tokoh kemudian bertemu, yaitu Ronggowarsito dengan Kyai Nengah Marga. Dan mulailah terjadi komunikasi dan pembahasan tentang sastra spiritual. Keraton Kasunanan Surakarta pernah memberikan gelar Ki Ajar Sidalaku kepada Kyai Nengah Marga Sakti atas jasanya terhadap Pujangga Besar  Keraton Kasunanan Surakarta.


Pada Tahun 1936, Jro Marga membangun bangunan dimana terdapat dua simbol Garuda dan Naga pada ornamennya guna menyambut kehadiran utusan dari keraton Surakarta yang hadir.

Sementara itu dalam sambutannya, inisiator kegiatan dari Rumah Insani Nuswantoro Romo Karim mengatakan, bahwa kegiatan ini tentunya akan berkesinambungan dan akan semakin sering dilakukan mengingat Uri-uri budaya disamping mengumpulkan Balung pisah para anak cucu Nusantara merupakan misi utama organisasi yang di pimpinnya.

"Saiki jamane jaman edan, yen ora edan ORA keduman. Sak bejo-bejone wong kang edan, isih bejo wong kang eling lan waspada (sekarang jamannya jaman gila, kalau enggak  gila enggak Dalat bagian. Seberuntung- beruntungnya orang yang gila itu, masih lebih beruntung orang yang ingat dan waspada). Adalah salah satu karya besar Ronggowarsito yang abadi lestari sampai sekarang sehingga menjadi renungan bersama," pungkas Romo Karim.*

(Aisyah)

TerPopuler