Bendahara LSM GMBI Distrik Agara Soroti Pembangunan Lapangan Tenis Pemda

Sunday, September 12, 2021, 21:57 WIB
Oleh Redaksi

SNIPERS.NEWS | Agara - Pembangunan lapangan tenis di samping Kantor PWI Aceh Tenggara (Agara) diduga mengakibatkan tertutupnya Jalan Raja Bintang, sehingga berimbas terhadap para pengguna jalan yang akan melintas.


Ditambah lagi ada pembangunan tembok tinggi bak seperti "Tembok Berlin". Hal itupun sangat merugikan masyarakat selaku pengguna jalan, seperti tukang becak bermotor, pengendara roda 2 maupun lebih, bahkan menyeluruh ke masyarakat luas.


Ahmad Hasyimi alias Mimi Petir Selian,  selaku Bendahara Lembaga Swadaya Masyarakat Gabungan Masyarakat Bawah Indonesia (LSM GMBI), kepada awak Snipers.news Sabtu (11/09/21) meminta kepada Dinas Pariwiasta untuk menghentikan pembangunan lapangan tenis tersebut.


Mimi Petir merasa sangat kecewa, pasalnya kebijakan Pemda Agara di nilai tidak berpihak ke masyarakat kecil yang saat ini di timpa Wabah Covit-19, yang sangat membutuhkan kebijakan perekonomian yang menyentuh masyarakat.


"Saya sebelumnya bangga atas adanya pembangunan empat unit jembatan akhir tahun 2020, sehingga menjadi penghubung  dua daerah, yakni Kecamatan Babussalam dan Kecamatan Lawe Bulan, yang notabenenya jembatan tersebut baru - baru ini di PHO dinas terkait," ujarnya.


Mimi Petir juga menambahkan, agar kiranya pihak Pemkab Agara membuka jalan alternatif, menjadi pengganti Jalan Raja Bintang yang saat ini di rubah menjadi Lapangan Tenis Pemda.



"Pembangunan fasilitas olahraga itu bagus, tetapi sangat disayangkan, mengapa menimpa jalan hitam dan menelan aset nasional," kata Mimi.


Ahmad Hasyimi Selian mengutuk keras pembelokiran Jalan Raja Bintang tanpa mengkaji peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia.


"Untuk itu saya meminta kepada anggota DPRD Agara, jangan tutup mata atas keluh kesah masyarakat pengguna jalan alternatif  tersebut," tegasnya.


"Saya selaku Bendahara LSM GMBI berharap kepada Dinas Pariwisata agar mengkaji terlebih dahulu jika ingin membantu Pendapatan Asli Daerah dalam pembangunan destinasi wisata, dan menarik daya minat masyarakat yang seharusnya bisa menikmati indahnya tempat wisata yang ada di Aceh Tenggara ini," tegasnya kembali.


"Coba kita lihat bagaimana Dinas Pariwisata menggelontorkan dana 3,8 miliar lebih kurang, untuk pembangunan kolam renang yang berada di Desa Tegormiko, yang hingga kini belum aktif difungsikan bahkan air kolam renang tersebut tidak berisi. Nah, bagaimana bisa menambah pendapatan asli daerah," jelasnya.


"Dalam hal di atas, saya berpendapat dalam pengelolaan anggaran besar APBK Agara agar tidak menjadi defisit, coba beralih ke program ketahanan pengan, terlebih di musim pandemi Covid-19, rakyat kecil sangat membutuhkan karya nyata ketimbang menonton pembangunan yang menggunakan anggaran besar tetapi masyarakat Aceh Tenggara merasa sangat kelaparan," jelasnya kembali, sembari mengakhiri pernyataannya.* 


(Har)

TerPopuler