Sosok Youvanry Purba, Korban Penganiayaan di Komplek Cendana PT. Bridgestone Yang Dituduh Mencuri

Jumat, 08 Januari 2021, 20:06 WIB
Oleh Redaksi

SNIPER.NEWS | Simalungun - Sosok kepribadian Almarhum Youvanry Aldryansyah Purba (21), yang meninggal di rumah salah seorang manager di PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate Melangir, Nagori Dolok Merangir I, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, pada Minggu (27/12) dini hari pagi sekira pukul 00.40 Wib yang lalu, kematiannya menyisakan tanda tanya besar.


Informasi langsung di dapat dari kediaman Almarhum, yakni Lingkungan Perumahan SD yang menjadi tempat tinggal dari Youvanry Aldryansyah Purba (21), tepatnya di Komplek Perumahan SD 2 Kelurahan Serbalawan, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, pada Jumat (08/01/2021).


Menurut Sumarni, yang merupakan orang tua Almarhum Youvanry Aldryansyah, bahwa anaknya memiliki kekurangan yakni mengalami gangguan kejiwaan.


"Gimana seperti orang gila itu, ya sudah mengalami seperti itulah dia (Yovanry). Namun sudah setahun belakangan ini dia sudah sedikit berubah (membaik), cuma dia tidak pernah mau keluar rumah lagi, didalam rumah aja sama kami. Di suruh pangkas gak mau. Kalau mandi mau sampai berminggu-minggu nggak mandi, cakap (bicara) kurang maulah dia untuk bicara," terang Sumarni dengan pandangan mata memancarkan kesedihan.


Sumarni (Ibu korban-red), bahwa Youvandry semasa hidupnya mengalami gangguan kejiwaan selama 3 tahun terakhir ini. Karena keterbatasan biaya hidup, keluarganya tidak mampu membawanya berobat ke tempat rehabilitas untuk gangguan kejiwaan, hanya konseling ke klinik atau dokter saraf serta hanya mampu mendapatkan obat-obatan dari resef dokter.


"Dan sedikit ada perubahan dari sebelumnya setelah mengkonsumsi obat resep dokter, namun tidak sembuh total, dan tetap saja statistik kejiwaannya naik turun, kadang mau dikasih obat kadang tidak. Jika dirinya merasa demam, Youvanry mau ketika diberi minum obat resep dokter tersebut," ujarnya.


Sumarni menceritakan kembali, ketika malam kejadian itu tidak memiliki firasat apapun mengenai anaknya, dan ketika Yovanry keluar rumah pun tidak permisi atau bicara apapun. Sebab, seperti biasanya hari-hari Yovanry hanya dihabiskan dengan mendengarkan musik dikamar tidurnya, dengan volume suara yang kuat dan bising.


Menurutnya, ketika mendengarkan musik dengan suara yang kuat dan bising, Youvanry terlihat tenang.


Ada hal yang sangat disukai Youvanry semasa hidupnya, yaitu Sepeda Motor Honda tahun 70. Ibunya pun melanjutkan kembali cerita tentang kepribadian anaknya, bahwa almarhum suka dengan sepeda motor bututnya tersebut, setiap hari mengendarai sepeda motor bututnya hanya sekeliling depan rumah.


"Ya nanti kalau keluar dari pintu hidupkan kereta (Sepeda Motor), ya hanya depan rumah ini aja. Sekali sampai dua kali keliling depan rumah, ya udah berhenti dan masuk rumah lagi," ungkapnya sembari menirukan suara sepeda motor tersebut.


Kepribadian Yovanry mengalami gangguan kejiwaan membuat keluarga terpukul, bahkan untuk bicara saja tidak mau.


Bahkan teman-temannya datang untuk mengajak almarhum bermain sekalipun, Youvandry tidak mau. Ibunya menceritakan, pernah suatu saat Yovanry keluar dari rumah ke Siantar dan kaki.


"Sudah lama sekali ini pak, waktu dulu lah pernah keluar rumah jam sembilan malam jalan kaki ke Siantar dan bawa tas ransel. Isi tasnya buku-buku bekas, Atlas, buku yasin kecil, photo-photo buleknya (tante). Pokoknya buku-buku yang sudah nggak penting-penting lagi lah pak," kata Sumarni.


Dari cerita yang dikisahkan ibunya tersebut, bahwa almarhum semasa hidupnya tidak pernah mengganggu orang lain, meskipun  kondisi gangguan kejiwaan dan bahkan tidak mau berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain.


Dengan mata berkaca-kaca dan sedih, Sumarni shock dan tidak menyangka hal yang ditimpa anaknya tersebut. Dirinya berharap keadilan terhadap hal yang dialami almarhum anaknya.


"Saya minta keadilan lah pak buat anak saya, dan hukuman yang setimpal. Anak saya itu bukan binatang dan hewan, sekalipun kalau dia mencuri, tidak sepantasnya mereka mencabut nyawa anak saya. Jadi harapan kami, berikanlah keadilan kepada kami supaya anak kami tenang di alam sana. Kalaupun katanya dia maling, ya seharusnya serahkan sama yang berwajib karena negara kita ini negara hukum," harapnya.


Apalagi ini saya dengar seorang Manager, pastikan pikirannya sudah cerdas, minimal pendidikannya itu tinggi. Dimanalah hati nuraninya itu, anak saya yang masih muda dihabisi. Sudah dihabisi dikeroyok, diborgol lagi, ditambah lagi saya dengar security membantainya, dimanalah hati mereka?, apa mereka nggak punya anak?, sedangkan kita aja mau motong hewan ada tata caranya, kita ada kasihan sama hewan terluka. Ini manusia loh. Jadi saya mohonlah keadilan agar di hukum sesuai perbuatannya," ungkapnya kembali.*


(PN)

TerPopuler