SNIPERS.NEWS | Tanjab Barat - Akibat adanya padam dan nyala listrik PLN di Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Tanjab Barat) serta tanpa peringatan dan pemberitahuan sebelumnya mendapat tanggapan dari tokoh masyarakat setempat.
Keluhan itu disampaikan oleh H. Indra Sapari, S.E., seorang tokoh masyarakat yang juga anggota Tim Percepatan Tanjung Jabung Barat, dirinya mewakili masyarakat sangat mengeluhkan kinerja PLN Rayon Kuala Tungkal, Senin (20/08/21).
"Saya sangat kecewa dengan kinerja dan fasilitas PLN, karena lampu sering mati tanpa dikabari, daya voltasenya sangat rendah, bayaran rekening listrik jadi mahal, kalau terlambat langsung dicabut. Dan karena voltase rendah, listrik sering mati alhasil mengakibatkan peralatan elektronik pada rusak," ujarnya.
Lanjutnya, belum lagi masyarakat bisnis yang sangat tergantung dengan listrik merasa sangat dirugikan dengan seringnya pemadaman listrik.
"Belum lagi bisnis sangat dirugikan, sebab usahanya tak jalan dan persoalan PLN bukan karena managernya, sebab telah beberapa kali pergantian manager tetap aja ada persoalan seperti ini, kita tidak pernah tahu apa penyakitnya," terang Indra Safari.
"PLN jangan cuma tahu haknya, tapi kewajibannya juga harus dipenuhi kepada masyarakat. Tidak masalah kalau listrik mahal, asal layanan dan kualitas ditingkatkan," tutupnya.
Terpisah, Manager PLN Rayon Kualatungkal Rizki Tungguan, saat di konfirmasi via aplikasi WhatsApp mengatakan, intinya kondisi kelistrikan PLN terutama di Kuala tungkal masih di supply dari Gardu Induk (GI) Sabak dan TJP.
"Oleh sebab itu, tegangan rendah yang diterima ketika awal listrik nyala adalah tegangan asli yang kita terima dari GI Sabak. Setelah normal baru bisa di dorong dengan bantuan TJP," tutur Manager PLN.
Lanjutnya, padamnya listrik itu ada 2 penyebabnya, pertama padam karena gangguan (ada pohon rubuh atau nyentuh jaringan, tiang patah, material rusak yang dapat mengganggu supply dan mengakibatkan padam.
"Yang kedua padam listrik karena ada pekerjaan emergency dan terencana, untuk emergency biasanya kami sebarkan semampu kami, tapi kalo terencana kami infokan melalui Pemda dan RSPD," jelasnya.
Lebih lanjut Rizki menyebutkan, bahwa tagihan listrik yang terbit merupakan hasil penghitungan pemakaian angka stand awal, dikurang angka stand akhir yang sudah dipakai dalam 1 bulan.
"Saat ini PLN telah melakukan komunikasi kepada Pemerintah Daerah untuk dukungan penyelesaian permasalahan Tower SUTT 150KV yang belum selesai," katanya.*
(DN)