SNIPERS.NEWS | SBB - Kepala Dinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kadis BPBD) Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), bersama Tim Kedaruratan melakukan peninjauan langsung ke tiga titik rawan bencana pada beberapa hari Jum'at 3 September 2021.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Seram Bagian Barat Azis Sillouw, S.K.M., M.Kes. kepada Awak Media Snipers.news di Kota Piru pada Hari Minggu 5 September 2021.
Sillouw menjelaskan, ketiga terjadinya bencana tersebut pihaknya langsung melakukan kunjungan ketiga titik lokasi, untuk menyaksikan secara langsung dan mengetahui apa saja kerusakan yang ditimbulkan, baik pada rumah warga maupun bangunan Pemerintah.
Dalam kejadian musibah bencana tersebut, diketahui ada 8 orang korban yang diselamatkan. Walaupun luka ringan, namun 2 orang sempat dilarikan ke RSUD Piru dan 6 orang dirawat di rumah warga. Tempat tersebut saat ini dianggap rawan bencana.
"Kita sudah antisipasi kejadian sinkhole atau lubang besar yang diperkirakan kedalaman kurang lebih 6 meter dan lebar sekitar 7 - 9 meter, yang berada di rumah salah satu warga Desa Piru area kilo 1 (satu), sehingga atas kejadian itu untuk tiga titik kita anggap sebagai titik rawan, atau titik hitam rawan bencana," ujar Sillouw.
Sillouw juga mengatakan, bahwa ketiga lokasi bencana yang ada, masing-masing pada area kilo 1 Desa Piru yaitu Sinhkole atau lubang besar dengan kedalaman kurang lebih 8 meter dan lebar juga kurang lebih 7- 9 meter.
"Sinkhole atau lubang besar ini berada pada rumah warga dari keluarga Rumpui. Selain sinkhole atau lubang besar tersebut di Desa Piru, ada juga kejadian patahan yang menyebabkan badan jalan ambruk di kali Wae Tihu, sehingga aktivitas masyarakat setempat terganggu akibat kejadian tersebut," jelas Sillouw.
Selain kedua tempat pada Desa piru, jelas Sillouw, sinkhole atau lubang besar dan jalan ambruk ada juga pohon besar tumbang di Waralohi Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat, yang mengakibatkan kerusakan pada bangunan Sekolah Dasar Negeri (SD) Waralohi, kami telah menetapkan tanggap Darurat terhadap ketiga lokasi rawan bencana tersebut," jelasnya.
Selain Kepala Dinas BPBD Kabupaten Seram Bagian Barat, Sillouw juga menjabat sebagai Ketua Umum DPP KBHI (Dewan Pimpinan Pusat Keluarga Besar Huamual Indonesia).
Dirinya menjelaskan, kejadian aneh sinkhole atau lubang besar tersebut merupakan gejala yang sama beberapa waktu lalu pada salah satu tempat di Papora Desa Luhu Kecamatan Huamual Kabupaten Seram Bagian Barat, dan hal ini perlu diantisipasi atas yang terjadi di Papora Desa Luhu maupun saat yang terjadi di Desa Piru.
"Karena ini merupakan daerah sindemen lempung yang nantinya menutupi pada batuan dasar lemping, sehingga endapan sedimen alluvial lempeng tersebut terjadi akan membawa dampak lebih besar dan sudah pasti mempengaruhi aktivitas Pemerintah di Kabupaten Seram Bagian Barat," ungkap Sillouw.
Ditanya apa pengaruhnya bagi masyarakat di sekitarnya, dia menjawab, bahwa jika hal ini dibiarkan sangat mempengaruhi karena saat ini lempung menutupi porositas batuan yang ada.
"Akan tetapi jika terjadi goncangan (Gema bumi), maka pori-pori batuan tidak dapat menahan bebahan alluvial, sehingga terobosan masuk melalui lubang atau pori-pori yang ada akan mempengaruhi kondisi alam yang yang lain," kata putra asal Desa Luhu ini.
Diakhir penyampaiannya, Sillouw kembali mengatakan, bahwa hal tersebut ia sudah melaporkan ke BNPB Provinsi Maluku dan BNPB Pusat, terkait dengan kondisi yang ada pada tiga lokasi titik rawan bencana ini.
"Selain itu, kami juga menyarankan kepada keluarga Rumpui untuk segera mengungsi dari rumah dan kami akan melaporkan kepada Bapak Bupati terkait dengan keluarga Rumpui yang disarankan untuk tinggalkan rumah dan mengungsi ke tempat yang lebih aman," tutupnya.*
(Ajid Tomagola)