Anjing Ke-9 Bea Cukai Batam Lagi-Lagi Berhasil Temukan Sabu Dalam Kiriman

Saturday, November 13, 2021, 00:29 WIB
Oleh Redaksi

SNIPERS.NEWS | Batam - Tim K-9 Bea Cukai Batam kembali berhasil identifikasi sabu dalam kiriman, yang akan di kirim ke lombok timur. Sabu seberat 249 gram tersebut ditemukan di dalam bungkusan yang di simpan di dalam buku kamus, Kamis (21/10/2021).


Kepala Layanan Saksi Informasi Kantor Pelayanan Utama Bea Cukai Batam (KPU BC Batam) Undani menyampaikan, bahwa  temuan tersebut hasil dari pemeriksaan tim K-9 Bea Cukai Batam di tempat penimbunan sementara (TPS) PPP.


"Kronologinya pada Kamis, 21 Oktober 2021 sekitar pukul 10.50 Wib, petugas Penindakan dan Penyidikan (P2) di TPS PPP melakukan pemeriksaan rutin barang kiriman yang akan keluar dari Batam," ujar Undani, melalui rilis yang dikirim ke redaksi Snipers.news, Jumat (12/11/21).


Berdasarkan hasil analisis resiko, petugas Bea Cukai mencurigai beberapa paket tujuan tertentu, salah satunya ke wilayah timur Indonesia.


"Lalu, Tim K-9 bersama kuasa barang melakukan pemeriksaan terhadap salah satu paket yang diberitahukan buku dengan pengirim inisial AL, yang beralamat di Bengkong Permai, Batam dan penerima inisial ELN beralamat Selong, Lombok Timur," jelas Undani.


Selanjutnya, jelas Undani, kamus tersebut dibuka oleh kuasa barang dan ditemukan bungkusan berisi kristal putih yang diduga kuat adalah sabu.


"Kristal putih lalu dilakukan uji narcotest, dengan hasil warna biru, yang artinya kristal putih tersebut positif sabu," lanjut Undani.


Atas barang bukti, selanjutnya diserahterimakan ke Direktorat IV Badan Reserse Kriminal Kepolisian Republik Indonesia (Bareskrim Polri) pada Kamis, (21/10/2021), dan dilanjutkan pengembangan kasus dengan membentuk Tim Gabungan dari unsur Mabes Polri yaitu Bareskrim, Sudirektorat Narkotika Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (Sudit Narkotika DJBC) dan KPU BC Batam.



"Tim gabungan pada Sabtu 23 Oktober 2021 melakukan peninjauan lokasi ke Selong, Lombok Timur dengan berkoordinasi bersama Bea Cukai Mataram dan pihak jasa pengiriman setempat," papar Undani.


Hasil dari peninjauan lokasi, papar Undani, tim gabungan berhasil mengamankan dua orang yang mengambil paket tersebut, yaitu ELN dan F.


"ELN yang memang tertera sebagai penerima pada pemberitahuan paket ternyata tidak sendiri saat mengambil paket, ia bersama F," jelas Undani.


Pengakuan ELN dan F ternyata barang tersebut akan diantar keseorang inisial ZI alis IS alias G.


"ZI alias IS alias G saat ini masih dalam proses pencarian, ia masuk DPO (Daftar Pencarian Orang), dan untuk ELN dan F beserta barang bukti diamankan ke Jakarta oleh tim gabungan untuk proses lebih lanjut," pungkas Undani.


Tersangka dapat dijerat dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika Pasal 114 ayat (2) dan/atau Pasal 112 ayat (2) juncto Pasal 132 ayat (1) dengan ancaman pidana mati / penjara seumur hidup, atau paling singkat 6 tahun dan paling lama 20 tahun, serta pidana denda maksimum Rp. 10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah).


Tangkapan sabu di atas merupakan salah satu dari 13 laporan pelanggaran atas komoditi Narkotika, Psikotropika dan Prekusor (NPP) Bea Cukai Batam selama tahun 2021.


Selama periode 2021 sampai dengan 31 Oktober 2021, Bea Cukai Batam telah menangani 419 laporan pelanggaran yang terjadi dari berbagai macam pelanggaran. Untuk pelanggaran atas komoditi Narkotika, psikotropika, dan prekursor (NPP) sampai dengan 31 Oktober 2021, sebenyak 13 pelanggaran dengan rincian :


1. Narkotika Golongan I jenis Methamphetamine sejumlah 10.104,80 ( sepuluh ribu seratus empat koma delapan) gram.

2. Narkotika Golongan I jenis ekstasi sejumlah 65.670 (enam puluh lima ribu enam ratus tujuh puluh) butir.

3. Pesikotropika golongan lV jenis Happi Five sejumlah 220 (dua ratus dua puluh) butir.

4. Narkotika golongan l jenis Kokain sejumlah 2.77 (dua koma tujuh puluh tujuh) gram.

5. Narkotika golongan l jenis Canabis Sativa sejumlah 7,25 (tujuh koma dua puluh lima)  gram.

6. Narkotika golongan l jenis tembakau gorila sejumlah 5,80 (lima komah delapan) gram.


Apabila di total, estimasi nilai atas seluruh barang hasil penindakan sampai dengan 31 Oktober 2021 adalah sebanyak Rp. 136,11 miliar, dengan potensi kerugian Negara di taksir mencapai Rp. 60,67 miliar.*


(Rianto/Hms)

TerPopuler