2 Orang Pengurus PMI Ilegal Berhasil Diamankan Dit Reskrimum Polda Kepri dan Polres Bintan

Tuesday, December 28, 2021, 01:58 WIB
Oleh Redaksi

SNIPERS.NEWS | Batam - Dua orang penampung atau pengurus Pekerja Migran Indonesia (PMI) inisial JI alias J dan inisial AS alias AB diamankan oleh tim gabungan Dit Reskrimum Polda Kepri dan Polres Bintan.


Dua orang tersangka ini, yang melakukan pengurusan pengiriman Pekerja Migran Indonesia Ilegal mengalami kecelakaan kapal di Johor Bahru, Malaysia beberapa waktu yang lalu. Dalam kecelakaan kapal tersebut, mengakibatkan korban meninggal dunia sebanyak 21 orang dan 25 orang lainnya masih dalam pencarian.


Hal tersebut disampaikan oleh Kabid Humas Polda Kepri Kombes Pol Harry Goldenhardt S, S.I.K., M.Si., didampingi Dir Reskrimum Polda Kepri Kombes Pol. Jefri Ronald Parulian Siagian, S.I.K., M.Si. dan Kasubdit IV Dit Reskrimum Polda Kepri AKBP Achmad Suherlan, S.I.K., saat Konferensi Pers di Polda Kepri, Senin (27/12/2021).


Berawal pada Rabu 15 Desember 2021, Ditreskrimum Polda Kepri mendapatkan informasi dari Atase Kepolisian Republik Indonesia di Johor Bahru, Malaysia, bahwa telah terjadi kecelakaan kapal pengangkut Pekerja Migran Indonesia Ilegal melalui wilayah Provinsi Kepulauan Riau.


"Dari informasi tersebut, jajaran tim gabungan melakukan penyelidikan, sehingga pada Jumat 24 Desember 2021, tim Ditreskrimum Polda Kepri berhasil mengamankan dua orang yang diduga kuat sebagai penampung PMI Ilegal," ungkap Kabid Humas Polda Kepri Kombes Pol Harry Goldenhardt.


Dua orang yang diduga kuat sebagai penampung PMI Ilegal berdasarkan olah TKP dan keterangan saksi-saksi, kedua orang ini berinisial JI alias J dan inisial AS alias AB.


"Inisial JI alias J diamankan dirumahnya yang berada di wilayah Kavling Harapan Jaya, Bengkong Sadai, Kota Batam. Dan inisial AS alias AB diamankan di Perumahan Cendana, Batam Center, Kota Batam," jelas Kombes Pol Harry.



Dari JI, Polisi berhasil mengamankan barang bukti 5 lembar tiket pesawat Lion Air rute Jakarta-Batam, 1 unit Handphone yang dijadikan sebagai alat Komunikasi, buku rekening Bank BRI atas nama tersangka dan satu unit sepeda motor yang digunakan menjemput PMI di Bandara Hang Nadim, Kota Batam.


"Sedangkan dari inisial AS alias AB, diamankan barang bukti 1 unit Handphone, 1 buku rekening atas nama SH, yaitu istri tersangka inisial AS, ATM atas nama SH, 1 unit mobil Toyota Corona warna Gold," ujar Kombes Pol Harry.


Tak berhenti sampai disini saja, penyidik juga melakukan pemeriksaan terhadap lima orang saksi. Dan dari perkara ini, penyidik juga telah melakukan penyitaan terhadap 7 Unit Speed Boat Fiber yang digunakan untuk pengiriman PMI Ilegal, dan juga 1 unit kapal kayu yang digunakan untuk penampungan sementara PMI ilegal.


″Terhadap kedua tersangka ini telah diterapkan dugaan tindak pidana orang perseorangan dilarang melaksanakan penempatan Pekerja Migran Indonesia ke Luar Negeri tanpa memenuhi persyaratan, sebagaimana dimaksud dalam rumusan pasal 81 dan pasal 83 undang-undang nomor 18 tahun 2017 tentang perlindungan Pekerja Migran Indonesia. Dengan ancaman paling lama 10 tahun penjara dan denda paling banyak Rp. 15.000.000.000,00," tutur Kabid Humas Polda Kepri.


Sebagaimana diketahui bersama, bahwa kasus ini terjadi di daerah Malaysia. Dan berangkat dari informasi tersebut, pihaknya melakukan penyelidikan dilapangan dan melakukan koordinasi juga dengan pihak-pihak terkait. Kedua tersangka ini adalah yang menjadi perantara yang berada di Kota Batam sebagai pengumpul atau penerima PMI.


"Mereka ini tidak bekerja sendiri, ini merupakan sindikat dan ada bagian lainnya. Untuk sementara ini baru dua yang kita dapatkan, namun untuk yang lainnya masih terus kita kembangkan dan semoga saja kita bisa mengungkapnya," jelas Dir Reskrimum Polda Kepri Kombes. Pol. Jefri Ronald Parulian Siagian, S.I.K., M.Si.


″Kami dari gabungan satgas misi kemanusiaan ini akan terus melakukan pengembangan terhadap perkara ini, dan pihak-pihak yang terlibat tentunya akan kita tarik dan di proses untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, atas pengiriman PMI secara ilegal," ujar Dir Reskrimum menambahkan.*


(Rianto/Hms)

TerPopuler