Tradisi 'Sonjo' Hampir Pudar di Probolinggo, Kenapa?

Thursday, May 12, 2022, 10:50 WIB
Oleh TAUFIQ PERS


SNIPERS.NEWS | Probolinggo - Sudah menjadi sebuah tradisi yang turun temurun terutama di Probolinggo, yaitu 'sonjo'. Istilah ini kerap dipakai oleh masyarakat yang mengandung arti silaturrahmi pasca hari raya Idul Fitri.

Pantauan Snipers.News, tiga hari usai lebaran, sudah sangat jarang ditemukan keluarga satu dengan yang lain bersilaturrahmi/sonjo, malah lebih ramai di tempat tempat wisata untuk mengisi sisa liburan yang ada.

Hal ini menunjukkan hampir pudarnya tradisi sonjo yang telah terjadi turun temurun di Probolinggo. Menurut tokoh agama yang berhasil dikonfirmasi, KH. Muhammad Ridwan yang bertempat tinggal di Desa/Kecamatan Leces, membenarkan akan pudarnya tradisi sonjo tersebut.

"Iya benar, masyarakat saat ini sudah berpola hidup milenial dan lebih mementingkan sebuah eforia dari pada mempertahankan sebuah nilai dan makna idul fitri yang sebenarnya," kata KH. M Ridwan kepada Snipers.News, Kamis (12/5) pagi.

Dijelaskannya, jika masyarakat lebih dalam tahu dan mengerti hakikat sonjo itu sendiri, maka lebih mengutamakan dan mempertahankan tradisi sonjo selama bulan syawal.

"Hakikat sonjo itu melebur dosa yang berkaitan dengan 'hablum minannas' (hubungan manusia yang satu dengan manusia yang lain). Jadi, momentum idul fitri menjadikan manusia seperti bayi yang baru lahir akan terwujud.

Senada disampaikan M. Sidik selaku tokoh masyarakat di Desa Kalirejo Kecamatan Dringu, bahwa hampir pudarnya tradisi sonjo tersebut disebabkan kurangnya pemahaman kepada pemuda sebagai generasi penerus arti dan makna sebuah nilai silaturrahmi yang mampu menghapus segala dosa manusia yang satu dengan manusia yang lain di hari raya idul fitri.

"Seperti kegiatan halal bi halal ini baik. Namun, hal itu membuat gugurnya untuk mendatangi ke rumahnya karena sudah di anggap selesai bersalaman dengan saudaranya," papar M. Sidik.*

Pewarta : Taufiq

TerPopuler