Teks Foto : Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Al Washliyah Aminullah Siagian.
SNIPERS.NEWS | Jakarta - Tokoh politik senior, Jusuf Kalla diminta agar lebih bijak dalam memandang program pemerintah yang sedang berlangsung menjelang akhir periode. Jangan sampai program yang hampir rampung menjadi terbengkalai.
Hal itu diungkapkan Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Al Washliyah (PP GPA) Aminullah Siagian kepada media di Jakarta, Selasa (2/8/2023), menanggapi kritik keras Jusuf Kalla terhadap program infrastruktur Pemerintah RI.
"Sebagai tokoh politik dengan pengalaman luas, Jusuf Kalla seharusnya memiliki beberapa pendekatan yang lebih smooth dalam menyikapi pemerintah saat ini. Apalagi dia juga pernah menjadi Wakil Presiden pada periode sebelumnya, bukan ngomongin Presiden Jokowi Otoriter," ujar aktivis yang memegang teguh komitmen kebangsaan ini.
Menurut Aminullah, para generasi muda tentu butuh panutan yang baik dalam kebijakan dan program pemerintah, bukan malah buat kegaduhan ngomong yang baik-baik.
"Misalnya dengan memberikan kritik yang konstruktif untuk membantu perbaikan kebijakan atau program pemerintahan, ini kok malah ngomong jokowi otoriter. Kritik semacam ini harus bersifat objektif dan berlandaskan pada analisis yang mendalam," tegas Aminullah.
"Jangan sampai ada kritik-kritik bersifat tendensius yang dapat mengganggu program-program yang hampir selesai. Lebih fatal jika program-program itu kemudian menjadi terbengkalai gegara direcokin," ujar aktivis asal Sumut ini.
Jusuf Kalla sebagai orang yang pernah menjadi Wakil Presiden Jokowi, diharapkan memilih agar terus bekerjasama untuk kebaikan bangsa dan negara. "Kerjasama di antara tokoh-tokoh politik penting, untuk mencapai stabilitas politik dan kemajuan nasional," ujar mantan Ketua Umum PP Himpunan Mahasiswa Al Washliyah ini.
Menurut Aminullah lagi, akan lebih baik jika Jusuf Kalla memilih untuk menjaga posisi netral dalam perbedaan pendapat atau konflik politik. Sikap netral ini dapat membantu menjaga hubungan baik dan kesatuan di antara para pemimpin politik. "Saya juga banyak mengetahui dugaan kasus Jusuf Kalla semasa menjadi Wakil Presiden, yang tak elok kalau disebutkan satu persatu," tegasnya.
"Penting untuk diingatkan, bahwa dalam politik, sikap dan tindakan seorang tokoh dapat sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk tujuan pribadi, ideologi politik, dinamika politik yang sedang berlangsung dan mungkin juga oleh faktor usia, selayaknya Jusuf Kalla fokus nimang-nimang cucu di rumah atau nunggu azal," tutup Aminullah Siagian.*
(Hendra)