SNIPERS.NEWS | Denpasar - Bulan Suro atau bulan Muharram merupakan awal tahun kalender Hijriah. Bulan ini dianggap oleh masyarakat Jawa sebagai bulan yang sakral. Sejak zaman dulu hingga saat ini ada beberapa tradisi yang di lakukan oleh masyarakat Jawa dalam menyambut bulan Muharram atau selama bulan sura ini.
Salah satunya adalah Ruwatan Sukerto.
Sebagai upaya untuk mempererat hubungan spiritual dan kebersamaan di masyarakat, salah satu pusat kebudayaan dan spiritual di Bali, Padepokan Mas, menggelar acara Ruwatan Sukerto yang dilaksanakan di Pantai Padang Galak, Sanur, Bali, pada Selasa (15/7/24) mulai pukul 20.00 Wita.
Acara yang dimulai dengan pembukaan oleh Ketua Panitia Acara Ruwatan Sukerto, Ki Sebrang, menyampaikan, bahwa Ruwatan Sukerto di laksanakan sebagai rasa syukur kita terhadap Allah SWT, juga pentingnya menjaga kebersamaan dan kesatuan dalam kehidupan sehari-hari.
"Selamat datang dan terima kasih kepada semua anggota Padepokan Mas dan para tamu undangan yang telah hadir dalam acara Ruwatan Sukerto ini, semoga dengan kegiatan ini bisa menjaga tali silaturahmi antara anggota Padepokan Mas khususnya dan umumnya untuk kita semua," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Padepokan Mas, Ki Mangun dalam sambutannya mengatakan, bahwa yang intinya penting menjaga tradisi kebudayaan spiritual dan kebudayaan yang kaya di Bali. Serta mengajak semua peserta untuk merenungkan makna dari kegiatan Ruwatan Sukerto ini.
Acara dilanjutkan dengan pementasan Wayang oleh Dalang Hyang Samber Nyowo yang dikenal kemahirannya dalam menghidupkan tokoh-tokoh dalam cerita wayang. Pementasan wayang ini menjadi hiburan spiritual sekaligus sarana untuk mengingatkan pesan-pesan moral dalam kehidupan.
Setelah pementasan wayang, doa bersama dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas kelancaran acara dan sebagai bentuk permohonan restu dari para leluhur dan Dewa-Dewa yang diyakini hadir dalam setiap upacara tradisional di Bali. Kemudian pemotongan tumpeng sebagai bagian dari tradisi adat Bali sebagai simbol keberkahan dan kesuburan.
Acara di tutup dengan siraman, dimana para peserta menerima berkah dan air suci sebagai tanda kesucian dan penyucian diri.
Acara berlangsung dengan khidmat dan penuh kebersamaan, memperkuat ikatan spiritual dan budaya di antara seluruh peserta yang hadir.
Dalam Ruwatan Sukerto yang di laksanakan oleh Padepokan Mas berhasil menjadi momentum berharga dalam menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya dan spiritualitas di Bali serta mempererat persaudaraan di antara masyarakat yang hadir.*
(Nisa)